Pada kebanyakan orang beranggapan bahwa suhu dan kelembapan udara di rumah burung walet hanya terkait dengan kualitas sarang, dan tidak terpikir bahwa suhu dan kelembapan udara di dalam rumah burung walet ada kaitannya dengan daya tetas telur. Mengapa suhu udara berkisar 26 derajat Celcius s/d 29 derajat Celcius? Mengapa kelembapan udara berkisar 75% s/d 95%? Jawabannya kebanyakan agar supaya sarang tidak pecah, supaya sarang tidak keriput, supaya sarang tidak berwarna kuning, dan lain sebagainya.
Di seminar saya yang baru lalu, saya pernah membahas suhu dan kelembapan udara dalam kaitannya dengan daya tetas, dan berkali-kali saya highlight hal ini, namun sayangnya tidak ada yang bertanya lebih lanjut. Pada hal, ini penting sekali. Kita harus menyediakan tempat tinggal untuk burung walet bukan hanya untuk indukannya saja, tetapi juga untuk turunannya.
Sebagai makluk hidup, burung walet mempunyai instink untuk bertempat tinggal di suatu tempat untuk kelangsungan hidupnya dan juga turunannya. Kitapun demikian, kita akan bertempat tinggal di suatu tempat yang aman dan nyaman bagi kelangsungan hidup kita dan juga keturunan kita.
Di daerah tropis, seperti di Indonesia, kelembapan udara berkisar antara 65 - 70% di daerah dataran rendah, sedangkan di dataran tinggi, kelembapan udaranya berkisar antara 50 - 65%. Sedangkan suhu udara sangat bervariasi bergantung daerah masing-masing.
Di daerah tropis, suhu udara yang merupakan faktor penentu untuk burung walet mau tinggal, membuat sarang dan beranak pinak. Saya akan bahas hal ini di bagian selanjutnya, dan sebelum itu saya akan membahas mengenai Struktur Telur Burung.
Struktur Telur Burung
Struktur telur burung berpori-pori memberikan kelenturan dan tahan terhadap benturan. Telur merupakan pembungkus gizi dan air yang dibutuhkan oleh embrio yang tumbuh di dalamnya. Kuning telur mengandung protein, lemak, mineral dan vitamin. Putih telur berfungsi untuk menyimpan cairan.
Anak burung yang tumbuh di dalam telur ini menghirup oksigen dan melepaskan carbon dioxide, anak burung di dalam telur ini juga membutuhkan panas, calcium, perlindungan terhadap guncangan dan perlindungan dari serangan kuman dan bakteri. Untuk itu, cangkang telur dibutuhkan untuk melindunginya dan anak burung dapat bernapas melalui kantung selaput telur. Pembuluh darah di kantung telur ini akan membawa oksigen untuk embrio burung dan mengeluarkan carbon dioxide. Cangkang telur ini tipis namun kuat dan berfungsi untuk menghantarkan panas dari induk yang mengeraminya.
Anak burung memiliki paruh yang mana paruh atas diujungnya ada lapisan keras berwarna kuning. Paruh ini berfungsi untuk memecahkan telur pada saat anak burung sudah waktunya menetas. Paruh ini terbentuk segera sebelum anak burung menetas dan setelah menetas lapisan kuning yang ada di paruh bagian atas ini hilang dengan sendirinya. Pengeraman telur burung walet sekitar 18 -20 hari dan cangkang telur akan melindungi anak burung di dalamnya selama pengeraman.
Selama pengeraman, telur akan kehilangan air kurang lebih 18%. Penguapan cairan ini terjadi karena pengeraman yang menghasilkan panas. Penguapan ini akan menghasilkan ruangan yang cukup sesuai dengan pertumbuhan anak burung yang ada di dalam cangkang telur. Penguapan ini juga akan menghasilkan oksigen yang diperlukan untuk kehidupan anak burung tersebut. Namun, jika telur kehilangan air lebih dari 18%, maka anak burung di dalam telur tersebut tidak berkembang sebagaimana mestinya dan bahkan akan mati.
Jadi, agar telur burung walet dapat menetas dibutuhkan panas dan air. Panas diperlukan agar terjadi penguapan cairan dan menghasilkan oksigen yang diperlukan untuk tumbuh kembang embrio, sedangkan air diperlukan untuk menjaga agar cairan di dalam telur tersebut tidak terlalu cepat menguap. Jika terlalu cepat menguap akan berakibat anak burung di dalam cangkang telur kekeringan, sehingga selaput cangkang telur akan menempel ke bulu anak burung walet dan anak burung kekurangan air dan akan berkibat anak burung walet akan kesulitan untuk memecahkan cangkang telur tersebut.
Suhu udara untuk menetaskan telur adalah 32 - 34 derajat Celcius dengan kelembaban 70 - 75%. Merujuk hal ini, maka untuk di daerah tropis yang memiliki kelembapan udara 70-75% tidak bermasalah, namun yang perlu diperhatikan adalah suhu udaranya. Untuk daerah dataran tinggi, menjadi masalah karena suhu udara yang rendah dan kelembapan rendah.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar