Kamis, 05 Maret 2009

Harta Terpendam di Dau Mot

Sumber: Trubus Online



TAMAN REKREASI LAC CANH DAI NAM VAN HIEM DI DAU MOT, PROVINSI BINH DURONG, VIETNAM, KETIBAN DURIAN RUNTUH. LIMA GUNUNG BERTEMBOK BATU SETINGGI 14 M YANG DIBANGUN UNTUK MENARIK PENGUNJUNG DIMASUKI PULUHAN WALET. DI SANA DIPETIK 5 KG SARANG PUTIH PER PANEN.

Kabar itu diterima Hary K Nugroho, praktikus di Jakarta Utara, usai membawakan makalah pada seminar walet di Hotel Ramana di Le Vansy, Vietnam, pada medio Desember 2008. Berselang satu hari kemudian Hary dan istri bergegas menuju Disneyland versi negara paling timur di semenanjung Indochina itu. Perjalanan selama 3 jam ditempuh dengan mobil. Kecuali sungai yang alirannya bermuara di Saigon, tak banyak pemandangan menarik di perjalanan. Hampir setiap wilayah yang dilalui merupakan daerah pabrik dan perkebunan anggur.

Perjalanan panjang itu terbayar kala cericit walet terdengar riuh dari sebuah tugu berjarak 300 m dari pintu masuk taman. Sumber suara berasal dari tweeter yang dipasang di samping lubang berukuran 40 cm x 40 cm. Dari lubang yang semula untuk sirkulasi udara itu kini dialihfungsikan menjadi pintu masuk ke dalam tugu. 'Jumlah walet yang terlihat saat itu sekisar 40-60 ekor,' ujar Hary.

Pemandangan luarbiasa justru tampak di 5 gunung buatan yang berderet rapi. Lokasi yang ditempuh 15 menit dengan berjalan kaki dari tugu itu juga dipenuhi suara tweeter. Dari kejauhan terlihat ratusan si liur emas tengah mengitari gunung itu. 'Jumlahnya 3 kali lipat dari walet yang ada di tugu,' kata pemilik Eka Walet Center itu terkesima.

Gunung buatan
Sejatinya Dau Mot merupakan lintasan walet. 'Walet terbang menuju gua-gua di Provinsi Kho Hua,' kata Hary. Produksi sarang walet di Vietnam sebagian besar berasal dari gua di Pulau Salangane di Nha Trang, Provinsi Kho Hua. Setiap tahun pulau yang menjadi salah satu objek wisata itu memproduksi 1 ton sarang. Itu tidak lepas dari kondisi pulau yang lingkungannya masih hijau. Artinya serangga pakan walet melimpah. Udara pun lembap, sekitar 80-90%.

Kondisi itu tak jauh berbeda dengan taman rekreasi yang dibuat 2 tahun lalu itu. Permukaan luar gunung basah karena ada aliran air deras dari mesin kabut. Bahkan aliran air lebih deras di gunung yang terletak di tengah barisan itu. Sebab itu di sana lebih banyak dijumpai walet. Kabut juga diarahkan ke lubang udara. Pantas saja setelah puas bermain di luar, walet mau masuk ke dalam.

Isi gunung itu dirancang menyerupai gua. Dengan bantuan lampu temaram si liur emas menjelajah sampai ke dasar gua. Lantai gua becek sehingga lembap. Namun, populasi sarang tidak merata. Walet banyak bersarang di sudut dinding yang bergelombang.

Hary optimis, bila dikelola dengan benar 10 tahun mendatang produksi sarang akan merata di setiap gunung. Apalagi di taman hiburan itu terdapat sungai besar yang dikelilingi pepohonan. Itu artinya walet tak perlu terbang jauh mencari pakan. Terbukti sarang yang dihasilkan pun berkualitas baik: putih, tebal, dan berbentuk mangkuk.

Mulai ramai
Selain Dau Mot, lokasi baru budidaya walet di Vietnam ada di Go Cong, Provinsi Tien Giang. Empat tahun lalu kota berjarak tempuh 3 jam dari Saigon itu tidak dijumpai rumah walet. Maklum informasi budidaya walet minim, penduduk hanya tahu walet bersarang di gua. Dari walet-walet gua itu produksi minuman berbahan baku sarang walet diproduksi.

Rumah walet yang menyatu dengan ruko mulai muncul awal 2006. Contohnya ruko milik Le Danh Hoang. Lantai 2 dan 3 ruko itu dipakai untuk budidaya walet. Ruko itu berada tepat di bantaran sungai. 'Di daerah ini banyak serangga,' ujar Le Danh. Maklum, tak jauh dari ruko terdapat sawah. Teknik budidaya yang diterapkan pria 24 tahun itu seperti yang ada di Indonesia. Misal, untuk menjaga kelembapan tinggi digunakan mesin kabut. Mesin berkekuatan 110 watt dinyalakan pada siang hari selama 4 jam. Hasilnya setiap 2 bulan memetik 2-3 kg sarang. Sukses itu pula yang membuat para tetangga mengikuti jejaknya. 'Kini ada 5 rumah walet dengan produksi 2-3 sarang per panen,' katanya.

Beragam harga
Vietnam sebetulnya sudah lama mengembangkan walet. Saat budidaya walet di Indonesia marak pada 1997, di Vietnam juga ada rumah walet. Namun, pengusahaannya tersembunyi. Maklum pemerintah dapat dengan mudah mengambil usaha itu.

Sejalan dengan perkembangan populasi walet, wilayah lintasan walet di Vietnam meluas mulai dari Saigon bawah, Da Nang, sampai ke Nha Trang. Di daerah lintasan-lintasan itulah bermunculan hingga 300 rumah.

Warga Vietnam tertarik mengembangkan walet karena harga sarang cukup tinggi dan pemasarannya mudah. Harga retail sekilo sarang di Vietnam 20-juta-30-juta VND setara Rp11,76-juta-Rp17,65-juta/kg tergantung kualitas. Yang termasuk kualitas rendah atau remahan harganya Rp3-juta/kg. 'Pembeli di sana menerima beragam kualitas, termasuk kualitas rendah sekalipun,' kata Hary. Dengan potensi alam yang terjaga baik Vietnam kini siap menjadi sentra walet di Asia Tenggara. (Lastioro Anmi Tambunan)

Selasa, 03 Maret 2009

History of SkyQuestCom

Published on 4 February 2009

Richard Tan, CEO, SQC
Failed Businessman to Global Entrepreneur


If you’ve had two feet of your colon removed, followed by chemotherapy and unhappy customers hounding you for $600,000 in compensation, what would you do?

Richard Tan started a business back in 1990 along with his friends who were all engineers. His company made non-slip chemical for floors and sold them for $250 each. Driven by their great marketing skills and enthusiasm, they sold about $6,00,000 worth of the product to Singapore, Malaysia, Thailand, Taiwan and Indonesia. However, there was a small problem. The Product was unable to prevent slipping! To make things worse, the chemical was a bit too acidic than it should have been, which corrupted the floor tiles and allowed dirt to be stuck in the crevices. Ultimately, it left Richard with $6,00,000 in debt, and he also got 20 lawsuits against him.

In 1993, Richard started another company called Success Resources to organize conferences all across Asia. Sometime in 1995, just 6 weeks before a big conference in Hong Kong, only a mere 250 tickets had been sold for a venue that was actually meant to accommodate 6,000 people! Also, he was diagnosed with colon cancer. Determined to personally sell tickets for the conference, Richard decided to travel Hong Kong. By traveling to Hong Kong despite his life-threatening medical condition, the doctor thought Richard was totally crazy. However, seeing Richard’s unshakable determination, he agreed that Richard could go, on the condition that he continues his cancer treatment while in Hong Kong.

Richard began each day at 7.30 AM. One by one, he knocked from door to door, promoting the conference. He would start from the top floor and walk down every floor of the apartment buildings to promote the conference. In the afternoon, when it was time for lunch breaks, Richard went for chemotherapy.

Richard has this advice to people who have failed in certain aspects of their lives: Don’t quit until you win. You’re not out of the race until you quit. It can be a long corner but it’s just around the corner.
In an unforgettable and inspiring video footage of the National Achievers’ Congress in Hong Kong in 1995, Richard can be seen without hair, on stage, presenting a talk in front of a crowd of over 4,000 people. Richard said in his landmark speech, “If I do nothing challenging, I don’t leave a footprint in life by doing the very best I can. I cannot give my family the best.”

Like a phoenix, Richard’s indomitable spirit helped him to build up Success Resources in 1992, which became a $15 million company in 2004. Singapore has acknowledged Richard’s vast achievements as a model for successful entrepreneurs by awarding him the prestigious 2003 Phoenix Award. Awarded by the Singapore Government, the Phoenix Award is given to one successful entrepreneur from Singapore each year.
He currently sits on the boards of several international corporations apart from being the CEO at SkyQuestCom. He serves as a living example to all that despite initial failure, we can stand on our feet again!

Secret to be Rich Tips No. 16

Secret to be Rich Tips

GRAND OPENING CHICKEN CRUSH VILLA MELATI MAS, SERPONG

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan, pada tanggal 17 Oktober 2019 dilakukan pemberkatan tempat usaha resto Chicken Crush yang terletak di Ru...